Seandainya Tahu, Raja Dan Anak Raja Akan Merebut Kebahagiaan Para Ulama Dengan Pedang
Inilah contoh kebahagiaan para ulama salaf, mereka berkata,
لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ
“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang (untuk merebutnya).” [Rawai’ut Tafsir Ibnu Rajab 2/134, Darul ‘Ashimah, cet.I, 1422 H, Syamilah]
Mereka merasakan kenikmatan beribadah, kenikmatan bermunajat kepada Allah Ta’ala, kenikmatan mengadu kepada-Nya. Kenikmatan membaca Al-Quran, bergembira dengan janji Allah ketika membaca ayat tentang surga dan kenikmatan dunia-akhirat. Keimanan dan rasa takwa bertambah ketika melewati bacaan ayat-ayat ancaman Allah.
Demikianlan beribadah itu lezat bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah.
Kami berikan Contohnya adalah shalat malam. Jika dilogika, shalat malam berdiri lama, capek dan bisa jadi bosan. Akan tetapi para Nabi, ulama dan orang shalih bisa berdiri berjam-jam lamanya shalat malam dan tentu pasti mereka merasakan kenikmatan dan ketenangan.
Iya, karena shalat adalah istirahat dari segala kepenatan dan hirup pikuk dunia
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Shalat pun dijadikan penyejuk mata bagiku [ketenangan].”[1]
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
“Berdirilah wahai Bilal (lantunkanlah adzan), istirahatkanlah kami dengan shalat.”[2]
Demikian semoga bermanfaat
@Gedung radiopoetro, FK UGM
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
[1] HR. An Nasai no. 3939, dari Anas bin Malik. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Lihat Al Misykah no. 5261 dan Shahih Al Jaami’ Ash Shogir no. 3124.
[2]H.R. Abu Dawud (V/165 no. 4986) dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani.
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/seandainya-tahu-raja-dan-anak-raja-akan-merebut-kebahagiaan-para-ulama-dengan-pedang.html